Mimpi Yang Hilang


Aku pernah bemimpi menjadi seorang penulis, aku ingin menulis apapun yang aku alami. Tapi aku terlalu takut aku takut mereka ngolok-olok catatanku. Hingga akhirnya aku mengutip, tapi saat mengutip aku menjadi semakin takut, takut semua orang tahu jika aku adalah seorang pengutip. Hingga kubakar semua catatanku, kutipanku. Hilang semua
Aku pernah bermimpi menjadi seorang penulis, yang menuliskan kisahku dengan jujur, tapi aku takut aku takut membongkar kebohonganku maka aku merekayasa kisahku tapi itu bukan kisahku dan aku ingin menuliskan kisahku. Hingga kubakar semua kisahku dan rekayasaku. Hilang semua
Aku pernah bermimpi menjadi seorang penulis, yang menuliskan tentang beruntungnya aku dengan kebodohanku, kepalsuanku, kenaifanku tentang aku yang begitu  menjijikan dan aku tetap saja beruntung tapi aku tak bersyukur. Hilang semua
Jika aku menjadi seorang penulis apa itu hanya sebuah keberuntungan ?
Seseorang pernah berkata “Berimpilah maka Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu”.
Saat aku duduk dibangku Sekolah Dasar Aku pernah berkata ingin menjadi seorang guru karena pada saat itu aku sangat menyukai sosok guru yang telaten mengajariku membaca dan menulis. Dan menyenangkan rasanya jika aku bisa melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh guru yang mengajariku. Tapi entah mengapa sosok itu mulai pudar setelah aku mulai pandai, aku menjadi kian serakah dengan mimpi aku bahkan bermimpi membangun istana untuk kutempati sendiri, ahh.. masa kecilku kuhabiskan dengan bermimpi. Hingga akhirnya aku bosan, aku mulai tak menyukai mimpi bahkan mimpi yang pernah ku bangun sendiri dimasa kecilku. Aku mulai membenci mimpi. Aku semakin menjadi siPemimpi  yang melupakan mimpi ah tapi tepatnya aku tak punya mimpi. Karena tiap kali bermimpi berlayar aku selalu takut tenggelam, tiap kali aku bermimpi terbang aku takut sayapku patah dan aku jatuh, tiap kali mencoba berlaripun aku selalu takut tersandung. Rapuh  aku benar-benar sudah rapuh .

Komentar

Postingan Populer