Pandangan Islam terhadap Perkembangan Teknologi Komunikasi dan Teknologi Informasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan Teknologi Informasi
sampai dengan saat ini berkembang dengan pesat seiring dengan penemuan dan
pengembangan Ilmu Pengetahuan dalam bidang Informasi dan Komunikasi sehingga
mampu menciptakan alat-alat yang mendukung perkembangan Teknologi Informasi,
mulai dari sistem komunikasi sampai dengan alat komunikasi yang searah maupun
dua arah (interaktif).
Dan saat ini, segala aspek kehidupan
tersebut telah mampu berkembang dengan pesatnya, perkembangan tersebut
beriringan pula dengan perkembangan masyarakat dari masyarakat yang tradisional
menjadi masyarakat moderen, kemudian secara otomatis perkembangan tersebut
menuntut masyarakat menuju kearah globalisasi. Penyebab utama yang paling
terasa pada perubahan tersebut adalah pada aspek Teknologi Informasi, contoh
paling sederhana tentang hal ini adalah bila pada masyarakat yang masih
tradisional dahulu dalam pencapaian informasi dari jarak jauh memerlukan waktu
yang begitu lamanya, karena saat itu masih menggunakan cara pengiriman pesan yang
masih sederhana yaitu surat-menyurat, kemudian berkembang menjadi faksimile
kemudian telepon dan sekarang pada tingkat yang lebih moderen telah muncul
telepon genggam dalam beragam jenis dan fitur-fitur canggih yang
mendominasinya.
Kemajuan teknologi yang telah
memberikan kemudahan-kemudahan dan kesejahteraan bagi kehidupan manusia
sekaligus merupakan sarana bagi kesempurnaan manusia sebagai hamba Allah dan
khalifah-Nya. Karena Allah telah mengaruniakan anugerah keni’matan kepada
manusia yg bersifat saling melengkapi yaitu anugerah agama dan keni’matan teknologi.
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua sosok yg tidak dapat dipisahkan
satu sama lain.
Dari pemaparan latar belakang
tersebut penulis mencoba untuk membuat makalah yang bertemakan “Pandangan Islam
terhadap Perkembangan Teknologi Komunikasi dan Teknologi Informasi”, untuk
memenuhi tugas mata kuliah Agama semester I STMIK Raachmatoellah Serang.
B.
Perumusan Masalah
Berdasarkan
pemaparan diatas, maka timbul perumusan masalah, yaitu Bagaimanakah
Pandangan Islam terhadap Perkembangan Teknologi Komunikasi dan Teknologi
Informasi.
C.
Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
Untuk mengetahui bagaimana Pandangan Islam terhadap Perkembangan Teknologi
Komunikasi dan Teknologi Informasi. Dan untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama
semester I STMIK Raachmatoellah Serang.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Pandangan Islam terhadap Perkembangan
Teknologi Komunikasi dan Teknologi
Informasi
A. Pengertian
1. Pengertian Teknologi
Kata teknologi berasal dari bahasa
latin ’’texere’’ yang berarti menyusun atau membangun. Sehingga istilah
teknologi seharusnya tidak terbatas pada penggunaan mesin, meskipun dalam arti
sempit hal tersebut sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut
Iskandar Alisyahbana (1980) Teknologi telah dikenal manusia sejak jutaan tahun
yang lalu karena dorongan untuk hidup yang lebih nyaman, lebih makmur dan lebih
sejahtera. Jadi sejak awal peradaban sebenarnya telah ada teknologi, meskipun
istilah “teknologi” belum digunakan. Istilah “teknologi” berasal dari “techne”
atau cara dan “logos” atau pengetahuan. Jadi secara harfiah teknologi dapat
diartikan pengetahuan tentang cara. Pengertian teknologi sendiri menurutnya
adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan
akal dan alat, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat
lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra dan otak manusia
Mengembangkan ilmu dan teknologi itu
bisa dikaji dan digali dalam Alquran, sebab kitab suci ini banyak mengupas
keterangan-keterangan mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai contoh
adalah firman Allah SWT dalam surat Al-Anbiya ayat 80 yg artinya “Telah kami
ajarkan kepada Daud membuat baju besi utk kamu guna memelihara diri dalam
peperanganmu.” Dari keterangan itu jelas sekali bahwa manusia dituntut untuk
berbuat sesuatu dengan sarana teknologi.
Kemajuan teknologi secara umum telah
banyak dinikmati oleh masyarakat luas dengan cara yang belum pernah dirasakan
bahkan oleh para raja dahulu kala. Makanan lebih nikmat dan beraneka ragam,
pakaian terbuat dari bahan yg jauh lebih baik dan halus, sarana-sarana
transportasi dan komunikasi yang kecepatannya amat mengagumkan, gedung dan
rumah tempat tinggal dibangun dengan megah dan mewah. Tampaknya manusia di masa
depan akan mencapai taraf kemakmuran yang lebih tinggi dan memperoleh
kemudahan-kemudahan yang lebh banyak lagi.
Benar bahwa agama Islam tidak
menghambat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, juga tidak anti
terhadap barang-barang produk teknologi baik di zaman lampau di masa
sekarang, maupun di waktu-waktu yang kan datang. Demikian pula
dengan ajaran Islam, yang tidak akan bertentangan dengan teori-teori pemikiran
modern yang teratur dan lurus, serta analisa-analisa yang teliti dan obyekitf.
Dalam pandangan Islam menurut hukum asalnya segala sesuatu itu adalah mubah
termasuk segala apa yg disajikan oleh berbagai peradaban baik yang lama ataupun
yang baru. Semua itu sebagaimana diajarkan oleh Islam tidak ada yang hukumnya
haram, kecuali jika terdapat nash atau dalil yang tegas dan pasti mengherakannya.
Bukankah Alquran sendiri telah menegaskan bahwa agama Islam bukanlah agama yang
sempit. Allah SWT telah berfirman yang artinya “Di sekali-kali tidak menjadikan
kamu dalam agama suatu kesempitan.”
Adapun peradaban modern yag begitu
luas memasyarakatkan produk-produk teknologi canggih, seperti televisi, video
player, alat-alat komunikasi, dan barang-barang mewah (gadget) lainnya, serta
yang menawarkan aneka jenis hiburan bagi tiap orang tua, muda atau anak-anak
yang tentunya alat-alat itu tidak bertanggung jawab atas apa yg diakibatkannya.
Tetapi di atas pundak manusianyalah terletak semua tanggung jawab itu. Sebab
adanya berbagai media informasi dan alat-alat canggih yang dimiliki dunia saat
ini, dapat berbuat apa saja. Kiranya faktor manusianya-lah yg menentukan
opersionalnya. Adakalanya menjadi manfaat, yaitu manakala manusia menggunakan
dengan baik dan tepat. Tetapi dapat pula mendatangkan dosa dan malapetaka,
manakala manusia menggunakannya untuk mengumbar hawa nafsu dan kesenangan
semata. Namun seiring dengan adanya upaya meningkatkan ilmu pengetahuan dan
teknologi, manusia (umat islam) pun harus lebih jeli menentukan pilihan ini.
Untuk apakah semua kemajuan itu?
2. Cara Pandang Barat terhadap
Teknologi
Menurut catatan sejarah, bangsa
Barat berhasil mengambil khazanah ilmu pengetahuan yang telah dikembangkan
lebih dahulu oleh kaum muslimin. Kemudian mereka mengembangkannya di atas paham
materialisme tanpa mengindahkan lagi nilai-nilai Islam sehingga terjadilah
perubahan total sampai akhirnya terlepas dari sendi-sendi kebenaran. Para
ilmuwan Barat dari abad ke abad kian mendewa-dewakan rasionalitas bahkan telah
menuhankan ilmu dan teknologi sebagai kekuatan hidupnya. Mereka menyangka bahwa
dengan iptek mereka pasti bisa mencapai apa saja yang ada di bumi ini dan
merasa dirinya kuasa pula menundukkan langit bahkan mengira akan dapat
menundukkan segala yang ada di bumi dan langit. Tokoh-tokoh mereka merasa
mempunyai hak untuk memaksakan ilmu pengetahuan dan teknologinya itu kepada
semua yang ada di bumi agar mereka bisa mendikte dan memberi keputusan terhadap
segala permasalahan di dunia. Sebenarnya masyarakat Barat itu patut dikasihani
karena akibat kesombongannya itu mereka lupa bahwa manusia betapapun tingg
kepandaiannya hanya bisa mengetahui kulit luar atau hal-hal yang lahiriah saja
dari kehidupan semesta alam. Mereka lupa bahwasanya manusia hanya diberi ilmu
pengetahuan yang sedikit dari kemahaluasan ilmu Allah. Di atas orang pintar ada
lagi yang lebih pintar. Dan sungguh Allah SWT benci kepada orang yang hanya
tahu tentang dunia tetapi bodoh tentang kebenaran yang ada di dalamnya.
3. Pandangan Islam terhadap
perkembangan Teknologi Komunikasi dan Teknologi Informasi.
Kemajuan Ilmu
pengetahuan dan teknologi dunia, yang kini dipimpin oleh peradaban Barat satu
abad terakhir ini, mencegangkan banyak orang di berbagai penjuru dunia.
Kesejahteraan dan kemakmuran material (fisikal) yang dihasilkan oleh
perkembangan teknologi komunikasi dan teknologi informasi modern tersebut
membuat banyak orang lalu mengagumi dan meniru-niru gaya hidup peradaban Barat,
tanpa diiringi sikap kritis terhadap segala dampak negatif dan krisis
multidimensional yang diakibatkannya. (Ahmad Y. Samantho.2004).
Peradaban Barat
modern saat ini memang memperlihatkan kemajuan dan kebaikan kesejahteraan
material yang seolah menjanjikan kebahagian hidup bagi umat manusia.
Negara-negara yang
berpenduduk mayoritas Muslim, saat ini pada umumnya adalah negara-negara
berkembang atau negara terkebelakang, yang lemah secara ekonomi dan juga lemah
atau tidak menguasai perkembangan ilmu pengetahuan dan sains-teknologi. Karena
nyatanya saudara-saudara Muslim kita itu banyak yang masih bodoh dan lemah,
maka mereka kehilangan harga diri dan kepercayaan dirinya. Beberapa di antara
mereka kemudian menjadi hamba budaya dan pengikut buta kepentingan
negara-negara Barat. Mereka menyerap begitu saja nilai-nilai, ideologi dan
budaya materialis (’matre’) dan sekular (anti Tuhan) yang dicekokkan melalui
kemajuan teknologi informasi dan media komunikasi Barat. Akibatnya
krisis-krisis sosial-moral dan kejiwaan pun menular kepada sebagian besar bangsa-bangsa
Muslim.
Kenyataan
memprihatikan ini sangat ironis. Umat Islam yang mewarisi ajaran suci Ilahiah
dan peradaban dan Iptek Islam yang jaya di masa lalu, justru kini terpuruk di
negerinya sendiri, yang sebenarnya kaya sumber daya alamnya, namun miskin
kualitas sumberdaya manusianya (pendidikan dan Ipteknya). Ketidakadilan global
ini terlihat dari fakta bahwa 80% kekayaan dunia hanya dikuasai oleh 20 %
penduduk kaya di negara-negara maju. Sementara 80% penduduk dunia di
negara-negara miskin hanya memperebutkan remah-remah sisa makanan pesta pora
bangsa-bangsa negara maju.
Ironis bahwa
Indonesia yang sangat kaya dengan sumber daya alam minyak dan gas bumi, justru
mengalami krisis dan kelangkaan BBM. Ironis bahwa di tengah keberlimpahan hasil
produksi gunung emas-perak dan tembaga serta kayu hasil hutan yang ada di
Indonesia, kita justru mengalami kesulitan dan krisis ekonomi, kelaparan,
busung lapar, dan berbagai penyakit akibat kemiskinan rakyat. Kemana harta
kekayaan kita yang Allah berikan kepada tanah air dan bangsa Indonesia ini?
Mengapa kita menjadi negara penghutang terbesar dan terkorup di dunia? Kenyataan
menyedihkan tersebut sudah selayaknya menjadi cambuk bagi kita bangsa Indonesia
yang mayoritas Muslim untuk gigih memperjuangkan kemandirian politik, ekonomi
dan moral bangsa dan umat. Kemandirian itu tidak bisa lain kecuali dengan
pembinaan mental-karakter dan moral (akhlak) bangsa-bangsa Islam sekaligus
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilandasi keimanan-taqwa kepada
Allah swt. Serta melawan pengaruh buruk budaya sampah dari Barat yang Sekular,
Matre dan hedonis (mempertuhankan kenikmatan hawa nafsu).
Dampak sosial dari
kemajuan teknologi komunikasi tentu memiliki dampak yang positif yang bisa
digunakan atau dimanfaatkan untuk tujuan pendidikan. menurut Marwah Daud
Ibrahim memandang potensi perubahan sosial yang mendasar yang terjadi dalam
masyarakat sebagai akibat dari kemajuan teknologi dan komunikasi. Pertama,
dengan kemajuan teknologi komunikasi kemungkinan orang bisa terbuka dan
menerima perubahan yang baik. Kedua, dengan kemajuan teknologi komunikasi
diharapkan menumbuhkan semangat ukuwah Islamiyah dan solidaritas sosial semakin
meningkat. Ketiga, dengan kemajuan teknologi komunikasi diharapkan setiap
individu memiliki SDM yang berkualitas.
Dampak globalisasi
sebagai akibat dari kemajuan bidang informasi sebagaimana tersebut diatas
terhadap dunia pendidikan. Berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti
perkembangan teknologi komunikasi dan unsur budaya lainnya aka mudah dipengaruhi
oleh masyarakat. Ketika berhadapan dengan ide-ide modernisasi dan polarisasi
ideologi dunia, terutama didorong oleh kemajuan teknologi modern, pendidikan
Islam tidak terlepas dari tantangan yang menuntut jawaban segera. Secara garis
besar tantangan–tantangan tesebut meliputi hal-hal sebagai berikut:
·
Terdapatnya kecendrungan perubahan sistem nilai untuk meninggalkan sistem
nilai yang telah ada (agama). Standar kehidupan dilaksanakan oleh kekuatan ynag
berpijak pada materialisme dan sekulerisme.
·
Adanya dimensi besar dari kehidupan masyarakat modern yang berupa pemusatan
pengetahuan teoritis.
Bertolak dari kenyataan tersebut
dalam konteks perubahan sosial ini pendidikan Islam mempunyai misi ganda yaitu:
1. Mempersiapkan manusia muslim untuk
menghadapi perubahan yang sedang dan akan terjadi, mengendalikan dan
memanfaatkan perubahan tersebut, mepersiapakan kerangka fikiran yang
komprehensif dan dinamis bagi terselenggaranya proses perubahan yang berada diatas
nilai-nilai Islam.
2. Memberikan solusi terhadap akses
negatif kehidupan modern yang berupa depersonalisas, frustasi, dan keterasingan
umat dari dunia modern.
Kedua misi diatas mengisyaratkan
tugas berat yang harus dihadapi pendidikan Islam dalam rangka menuju perubahan
umat Islam yang lebih baik, dan diperlukan kerangka pandang yang komprehensif
dan relevan dalam dalam mengantisipasi tiap perubahan sosial sebagai kemajuam
teknologi komunikasi dan teknologi informasi.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Simpulan
Manusia adalah makhluk yang unik. Ia
tahu bahwa ia tahu dan ia tahu bahwa ia tidak tahu. Ia mengenal dunia
sekelilingnya dan lebih dari itu ia mengenal dirinya sendiri. Manusia memiliki
akal budi, rasa, karsa, dan daya cipta yang digunakan untuk memahami
eksistensinya, dari mana sesungguhnya ia berasal, dimana berada dan akan kemana
perginya. Pertanyaan-pertanyaan selalu muncul, akan tetapi pertanyaan itu belum
pernah berhasil dijawab secara tuntas. Manusia tetap saja diliputi
ketidaktahuan. Demikianlah sesungguhnya manusia, siapa saja, eksis dalam suasana
yang diliputi dengan pertanyaan–pertanyaan. Manusia eksis di dalam dan pada
dunia filsafat dan filsafat hidup subur di dalam aktualisasi manusia.
Berdasarkan rasa, karsa dan daya
cipta yang dimilikinya manusia mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
termasuk didalamnya adalah teknologi komunikasi dan teknologi informasi. Namun,
perkembangan teknologi yang luar biasa menyebabkan manusia “lupa diri”. Manusia
menjadi individual, dan egoistik, baik terhadap diri sendiri, sesamanya,
masyarakatnya, alam lingkungannya, bahkan terhadap Tuhan Sang Penciptanya
sendiri. Karena itulah filsafat ilmu pengetahuan dihadirkan ditengah-tengah
keaneka ragaman IPTEK untuk meluruskan jalan dan menepatkan fungsinya bagi
hidup dan kehidupan manusia di dunia ini.
Kemajuan teknologi telah memberikan
kemudahan-kemudahan dan kesejahteraan bagi kehidupan manusia sekaligus
merupakan sarana bagi kesempurnaan manusia sebagai hamba Allah dan
khalifah-Nya. Allah telah mengaruniakan anugerah kenikmatan kepada manusia yang
bersifat saling melengkapi yaitu anugerah agama dan kenikmatan teknologi.
Agama dan Ilmu pengetahuan-teknologi
merupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Ilmu adalah
sumber teknologi yang mampu memberikan kemungkinan munculnya berbagai penemuan
rekayasa dan ide-ide. Adapun teknologi adalah terapan atau aplikasi dari ilmu
yang dapat ditunjukkan dalam hasil nyata yang lebih canggih dan dapat mendorong
manusia untuk berkembang lebih maju lagi. Namun, terlepas dari semua itu,
perkembangan teknologi tidak boleh melepaskan diri dari nilai-nilai agama
Islam. Albert Einstin yang menyatakan: “Agama tanpa ilmu akan pincang,
sedangkan ilmu tanpa agama akan Buta”.
B. Saran
Untuk menghindari efek atau dampak
dari perkembangan teknologi komunikasi dan teknologi informasi, sebagai umat
Islam yang bijak dan taat pada aturan ajaran agamanya, hendaknya berawal dari
diri sendiri dalam menyikapi terpaan perkembangan teknologi komunikasi dan
teknologi informasi. Pergunakanlah manfaat yang postifnya apabila dampak dari
perkembangan teknologi komunikasi dan teknologi informasi itu bisa bermanfaat
dalam kehidupan umat Islam. Dan Jauhilah atau buanglah manfaat negatifnya
apabila dampak dari perkembangan teknologi komunikasi dan teknologi informasi
itu cenderung bersifat menjerumuskan kedalam kebathilan. Dikarenakan agama
Islam tidak menghambat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, juga
tidak anti terhadap barang-barang produk teknologi baik di zaman lampau di masa
sekarang, maupun di waktu-waktu yangg akan datang.
Daftar Pustaka
·
Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia.
·
Cangara, Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi, PT RajaGrafindo Persada,
Jakarta: 1998.
·
Effendy, Onong Uchana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT Remaja Rosdakarya,
Bandung: 2005.
·
Amir, Mafri. Etika Komunikasi Massa dalam Pandangan Islam.
·
Situs : www.google.com
Komentar
Hehe